logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊEksistensi Pusat Kegiatan...
Iklan

Eksistensi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Masih Dibutuhkan

Jumlah pusat kegiatan belajar masyarakat saat ini mencapai sekitar 10.000 lembaga. Keberadaannya dibutuhkan untuk membantu mengatasi putus sekolah, meskipun tak semua lembaga aktif dan punya tata kelola inovatif.

Oleh
Mediana
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ARl0QkJE7jaXqPmYCEXailRwuxE=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2F20181213_BELAJAR_B_web_1544704979.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Anak-anak membaca buku koleksi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sanggar Manggar, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (13/12/2018). Keberadaan TBM yang berdiri secara swadaya ini memberikan ruang bagi anak-anak dan warga sekitar untuk menambah pengetahuan dan mengisi kegiatan yang bermanfaat di waktu luang.

JAKARTA, KOMPAS β€” Eksistensi pusat kegiatan belajar masyarakat masih dibutuhkan untuk membantu pembangunan pendidikan. Tata kelolanya perlu lebih inovatif dan memperhatikan sumber daya lokal.

Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Samto, Jumat (6/11/2020), di Jakarta, menyampaikan, setiap tahun, masih terdapat sekitar 700.000 orang anak drop out atau putus sekolah. Penyebab utamanya adalah keterbatasan kemampuan ekonomi dan kondisi geografis.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan