logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊAkses Kerja Sulit, Anak Muda...
Iklan

Akses Kerja Sulit, Anak Muda Disabilitas Hidup Miskin

Penyandang disabilitas adalah warga negara yang memiliki kesempatan yang sama dalam pembangunan. Namun, kenyataannya hingga kini penyandang disabilitas masih terpinggirkan, akses pekerjaan dan pendidikan masih minim.

Oleh
Sonya Hellen Sinombor
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hJXfxY88i0EB8A2UBE6K7V3gXmc=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F20200318son2_1584537292.jpg
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR

Beberapa penyandang disabilitas peserta pelatihan vokasional di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Penyandang Disabilitas (BBRVPD), Kementerian Sosial (Kemensos), di Jalan SKB No 5 Karadenan, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, sedang belajar tentang logam, Sabtu (14/3/2020). Peserta dari berbagai provinsi tersebut dilatih selama tiga bulan, kemudian mereka akan mengikuti tes untuk direkrut sejumlah perusahaan. Sekitar 40 persen direkrut perusahaan, sisanya membuka usaha sendiri.

Kendati berada di usia produktif, angka pengangguran anak muda disabilitas di seluruh Tanah Air sangat tinggi. Selama ini di dunia kerja masih terjadi kesenjangan yang besar antara penyandang disabilitas dan nondisabilitas, baik laki-laki maupun perempuan. Perbandingan jumlah disabilitas yang bekerja dengan nondisabilitas sangat tinggi, yakni 1 banding 1.000.

Kesenjangan antara disabilitas dan nondisabilitas dalam mengakses pekerjaan terjadi baik di bidang formal maupun informal. Namun yang paling besar gapnya adalah akses pekerjaan di sektor formal. Akibatnya, banyak penyandang disabilitas hingga kini hidup dalam kemiskinan dan keterbatasan.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan