logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊJangan Ada Lagi Kegelapan di...
Iklan

Jangan Ada Lagi Kegelapan di Keraton Kasepuhan Cirebon

Penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan ditentang oleh sejumlah keluarganya sendiri. Saatnya menumbuhkan silaturahmi ketimbang terus memendam permusuhan.

Oleh
abdullah fikri ashri
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/a-6Rfaq5620gv7s6vym7XJHWImE=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F03a1740b-d3d5-4650-afc6-95318b6953d3_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Pangeran Raja Adipati Luqman Zulkaedin (tengah, paling depan) menjalani acara jumenengan atau pengukuhannya sebagai Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon di Bangsal Panembahan, Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat, Minggu (30/8/2020). PRA Luqman menggantikan ayahnya, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, yang wafat 40 hari lalu.

Debu-debu beterbangan di Alun-alun Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat, ketika ratusan kaki pasukan Laskar Macan Ali Nuswantara berlari menuju gerbang keraton, Minggu (30/8/2020) siang. Seruan, ”civil war (perang saudara)!!!”, terdengar dari arah kerumunan itu.

Aparat keamanan yang tersebar di beberapa lokasi segera mendekat. Begitupun jurnalis, bangkit dari kursinya di warung. Warga memindahkan sepeda motor yang terparkir di depan gerbang keraton. Harapannya, mencari aman jika saja terjadi rusuh. Arus lalu lintas kendaraan bermotor pun ditutup.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan