logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanBersama Merawat ”Taman”...
Iklan

Bersama Merawat ”Taman” Keberagaman Indonesia

Agamawan dan lembaga keagamaan berperan dalam pembangunan kesadaran kolektif keindonesiaan. Peranan itu kini makin dibutuhkan agar ”taman” keberagaman Indonesia selalu terjaga.

Oleh
Rini Kustiasih
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/njpH-tALFhjinkfCe5S79fhdppI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F854bbd59-692e-45ca-ae1c-6956a9f0a7a0_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Mural sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menghiasi kedai kopi di Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, Mei 2020. Gus Dur yang menjadi Presiden ke-4 RI selalu dikenang sebagai sosok yang mendukung keberagaman.

Indonesia genap berusia 75 tahun. Perayaan kemerdekaan RI di tengah keprihatinan akibat pandemi Covid-19 juga diwarnai pertanyaan eksistensial tentang nation-state Indonesia. Agamawan dan lembaga keagamaan telah memainkan peran penting dalam pembangunan kesadaran kolektif keindonesiaan. Kini, peranan itu makin dibutuhkan agar ”taman” keberagaman Indonesia tetap terjaga.

Lahirnya Indonesia merupakan hasil perjuangan banyak pihak dan bukan kelompok tertentu saja. Hal itu sudah lama menjadi pengetahuan. Namun, belakangan kian muncul dalam kesadaran kolektif bangsa bahwa pengetahuan itu perlu terus diingatkan kembali, terutama di tengah-tengah mengentalnya paradigma mayoritas-minoritas dan politik identitas. Ketika identitas dieksploitasi dalam rangka memenuhi keuntungan politik-ekonomi, yang terjadi ialah koyaknya kohesi sosial.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan