logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊRawa Gambut Menjadi Tempat...
Iklan

Rawa Gambut Menjadi Tempat Bermukim Masyarakat Kuno

Ekosistem gambut yang dikembangkan saat ini masih belum banyak dikaitkan dengan isu-isu kebudayaan. Padahal, penelitian arkeologi menunjukkan lahan gambut sudah dihuni manusia sejak ribuan tahun lalu.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vENk3zkemW07T3e5A0TfGKbmkFs=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_23103353_72_1.jpeg
Kompas

Hamparan rawa gambut wilayah Kumpeh Ulu di Kabupaten Muaro Jambi semula merupakan area resapan air. Dalam 10 tahun terakhir, alih fungsi lahan begitu marak mengubah hamparan itu menjadi perkebunan sawit skala besar. Pembangunannya diikuti penanggulan raksasa mengelilingi kebun. Akibatnya, areal persawahan masyarakat, jalan desa, maupun permukiman kerap terendam banjir, sebagaimana terlihat di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Rabu (27/4/2016).

JAKARTA, KOMPAS – Bukti arkeologi menunjukkan bahwa lingkungan rawa gambut telah dihuni serta dipilih sebagai tempat tinggal manusia sejak zaman kuno. Namun, berbeda dengan pembukaan pemukiman saat ini yang kerap merusak lingkungan, lingkungan rawa gambut pada zaman dahulu dimanfaatkan dengan cara bijak sesuai dengan kondisi alam.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus mantan Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Junus Satrio Atmodjo mengemukakan, rawa gambut merupakan daerah yang berair, berlumpur, tidak berpenghuni, lembab, dan banyak binatang buas. Kondisi ini menimbulkan spekulasi bahwa rawa gambut tidak mungkin menjadi tempat tinggal manusia zaman dahulu.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan