โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บKarpet Merah
Iklan

Karpet Merah

Warna merah identik dengan citra megah. Lahirlah istilah karpet merah untuk seremoni acara penting atau menyambut pejabat. Hitam lekat dengan sesuatu yang buruk, katakanlah kampanye hitam. Apa peran warna dalam bahasa?

Oleh
NUR HADI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kqMHSWgs2u_lG0RGwxrzIx2110M=/1024x602/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_28156879_45_1.jpeg
Kompas/Lasti Kurnia

Penyanyi Hongkong Miriam Yeung berpose di karpet merah saat hari penutupan Macau International Film Festival 2016, di gedung MGM, Macau, RRC, Selasa (13/12).Kompas/Lasti Kurnia (LKS)13-12-2016

Kita sudah tak asing menggunakan frasa "karpet merah" yang sering diasosiasikan sebagai jalur atau jalan yang dikhususkan bagi para elite dalam acara resmi. Setidaknya demikian yang kaprah dalam beberapa acara resmi semacam Oscar, penghargaan film di Amerika Serikat, atau  penyambutan tamu penting yang protokoler.

Mengapa merah? Tampaknya kata merah kerap diidentikkan dengan megah, mewah, pembawa kehormatan, penanda prestise dan kekayaan sejak dahulu kala. Suku Aztec dan Maya diketahui menggunakan serangga Cochineal hanya demi mendapatkan merah menyala yang--konon--pada masanya sulit diperoleh. Dalam sebuah drama karya  Aeschylus (458 SM) tersua sebuah referensi yang menyatakan bahwa merah tua penanda penting penghormatan menyambut seorang pahlawan dari medan perang.

Editor:
ilhamkhoiri
Bagikan