logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊSurvei KPAI: Siswa Tidak...
Iklan

Survei KPAI: Siswa Tidak Bahagia dengan Pembelajaran Jarak Jauh

Pembatasan sosial karena Covid-19 memaksa pembelajaran jarak jauh dijalankan lebih cepat. Kebanyakan siswa merasa model pembelajaran seperti itu tidak menyenangkan karena mereka dibebankan tugas berlebih.

Oleh
Mediana
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BNJ0ARnUzzH-DlRLJi3Fp5inhUY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2Fdee03e77-4d61-4a2c-b5cd-c0a9b4c86ac7_jpg.jpg
KOMPAS/AGUIDO ADRI

Ahmad Rafa (7) mengerjakan tugas harian sekolah, Kamis (16/4/2020). Setelah selesai mengerjakan matematika tersebut, Rafa harus memotret dan mengirim tugasnya via aplikasi pesan kepada gurunya.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pembelajaran jarak jauh sebagai konsekuensi pembatasan sosial karena pandemi Covid-19 telah berjalan selama empat pekan. Dalam persepsi siswa, model pembelajaran ini cenderung membuat tidak nyaman dan kurang bahagia.

Berdasarkan survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 1.700 siswa berbagai jenjang pendidikan pada 13-20 April 2020, sekitar 76,7 persen di antaranya mengaku tidak senang mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hanya 23,3 persen responden yang menganggap PJJ mengesankan.

Editor:
ilhamkhoiri
Bagikan