ASTRONOMI
Awal Ramadhan Berpeluang Sama
Ramadhan tahun ini akan dijalani umat Islam Indonesia bersama. Namun, belum adanya kriteria tunggal penentuan awal bulan hijriah membuat potensi perbedaan Ramadhan akan tetap ada di masa mendatang.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F70fdf85e-d914-4f80-83f3-0b74af569add_jpg.jpg)
Hilal awal Syakban 1441 Hijriah yang diambil tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dari Ternate, Maluku Utara pada 25 Maret 2020. Citra hilal ini diperoleh saat tinggi Bulan mencapai 10° 21,08’, umur Bulan 24 jam 12,01 menit dan jarak sudut Bulan-Matahari 11° 6,03’. Pemerintah menetapkan 1 Syakban 1441 (bulan kedelapan dalam kalender hijriah, sebelum bulan Ramadhan) pada 26 Maret 2020.
Awal dan akhir Ramadhan 1441 H/2020 M diperkirakan akan dilaksanakan sebagian besar umat Islam Indonesia bersama. Potensi beda akan terjadi lagi pada Ramadhan 1443 H/2022 M. Karena itu, penyatuan kriteria kalender hijriah perlu segera didorong.
Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebutkan, ijtimak atau konjungsi awal Ramadhan 1441/2020 terjadi Kamis (23/4/2020) pukul 09.26. Ijtimak adalah kesegarisan Matahari, Bulan, dan Bumi yang menjadi tanda dimulainya fase Bulan (moon) baru.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Awal Ramadhan Berpeluang Sama".
Baca Epaper Kompas