logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊQing Ming dan Cembengan,...
Iklan

Qing Ming dan Cembengan, Ziarah Kubur dalam Suasana Prihatin

Di China, tradisi ziarah kubur atau Qing Ming tahun ini dijalani dalam suasana prihatin akibat wabah Covid-19. Demikian pula di Indonesia. Tradisi yang di sini dikenal dengan Cembengan dilakukan di rumah masing-masing.

Oleh
Iwan Santosa
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8TOviW1JyedsDyp7q1DrvBHcUyI=/1024x612/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F20180404ron15_1586483365.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Warga Tionghoa melintasi deretan guci penyimpanan abu jenazah di Rumah Abu Wan Lin Chie, Cilincing, Jakarta Utara, untuk mendoakan leluhur mereka bertepatan dengan perayaan Ceng Beng, Rabu (4/4/2018). Perayaan Ceng Beng (Qing Ming) merupakan ritual tahunan untuk tetap mengingat leluhur mereka dan menjaga kekerabatan.

Pekan lalu di seluruh China, hari besar Qing Ming atau ziarah kubur dilakukan dalam suasana prihatin akibat wabah Covid-19. Biasanya acara Qing Ming (dalam dialek Hokkian disebut Ceng Beng), membuat ratusan juta orang tumpah ruah ke makam untuk menghormati leluhur yang sudah meninggal sekaligus membuat keluarga besar yang masih ada berkumpul bersama.

Karena pembatasan jarak, pada acara Qing Ming secara nasional dilakukan upacara simbolis untuk mengenang para korban Covid-19 yang dipusatkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, 4 April 2020.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan