logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊMeski Takut, Penjual Jamu dan ...
Iklan

Meski Takut, Penjual Jamu dan Sayur Tetap Berkeliling

Di tengah pandemi Covid-19, pekerja sektor informal tetap berada di luar rumah, mencari nafkah seperti biasa. Meski dilanda ketegangan dan kekhawatiran, mereka terpaksa menantang bahaya demi keberlangsungan hidup.

Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pVYfD-VImn9esUmQdarkPU-2NPE=/1024x498/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FJamu_1585483189.jpg
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR

Ayu (53), penjual jamu, asal Sukoharjo, Jawa Tengah, tengah melayani pelanggannya di Gang Pos Pengumben, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (29/3/2020).

Hari masih pagi, Minggu (29/3/2020). Jarum jam menunjukkan pukul 08.30 tetapi jalanan di Gang Pos Pengumben Dalam, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, terlihat sepi. Padahal, biasanya gang tersebut ramai dipenuhi anak-anak yang bermain atau orang lalu lalang. Semenjak virus korona tipe baru merebak dan kebijakan pembatasan sosial dilontarkan, masyarakat di kawasan tersebut jarang keluar rumah.

Namun, di tengah jalan yang lengang, pagi itu terdengar suara seorang perempuan, ”Jamu...jamu...jamu,” seraya mendorong sepeda ontelnya yang membawa botol-botol berisi jamu (minuman tradisional Jawa).

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan