logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanCovid-19 dan Xenofobia...
Iklan

Covid-19 dan Xenofobia terhadap China

Penyebaran Covid-19 yang sangat cepat ke penjuru dunia memicu meningkatnya xenofobia terhadap warga asal China dan mereka yang ”berwajah Asia”. Ini tak boleh dibiarkan karena akan mengganggu upaya mengatasi wabah ini.

Oleh
Yovita Arika
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sCBz0dK4mJR2tRWb8SFYtMtFPto=/1024x711/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F2020-03-24T131903Z_2102696571_RC2DQF9LCMSX_RTRMADP_3_HEALTH-CORONAVIRUS-INDIA-POLICE_1585124146.jpg
REUTERS/AMIT DAVE

Warga memegang telinga saat melakukan sit up yang merupakan hukuman bagi pelanggar karantina nasional pada hari pertama karantina nasional di Ahmedabad, India, Rabu (25/3/2020). Pemerintah India memutuskan melakukan karantina nasional kepada lebih dari 1 miliar warganya untuk menekan penyebaran virus korona baru.

Seiring penyebaran virus korona baru ke penjuru dunia, kasus diskriminasi dan sikap rasisme terhadap warga asal China, bahkan keturunan Asia, pun meningkat. Di sejumlah negara, mahasiswa asal China menghadapi cercaan, bahkan penolakan.

Di Filipina, Universitas Adamson, Manila, pada Februari lalu meminta semua mahasiwa asal China melakukan karantina mandiri selama 14 hari untuk mencegah penyebaran virus korona baru. Di Amerika Serikat dan Australia, sejumlah universitas mencegah mahasiswa asal China kembali ke kampus setelah musim liburan terkait virus korona baru. Bahkan, Papua Niugini menutup perbatasannya dari orang-orang yang berasal dari Asia.

Editor:
Bagikan