logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บKorban Terorisme: Kami Sudah...
Iklan

Korban Terorisme: Kami Sudah Tidak Marah Lagi

Orang-orang yang terluka saat ledakan bom terorisme harus hidup dalam kesulitan akibat kerusakan tubuhnya. Beberapa di antara mereka mampu bertahan, bahkan berdamai dengan keadaan. Bagaimana caranya?

Oleh
Sonya Hellen Sinombor
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Aq1dQq2286IyxrON0P69_Zmu2PE=/1024x498/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FWCWC3_1584626167.jpg
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR

Ruby Kholifah, Panitia Pengarah Working Group on Women and Preventing/Countering Violent Extremism (WGWC), saat berbicara pada Pertemuan Tahunan WGWC dan Konferensi Nasional Perempuan dan Ekstremisme Kekerasan: Membaca Trend Terbaru, Senin (9/3/2020), di Jakarta.

Tanggal 9 September 2004 menjadi momen yang tak akan terlupakan bagi Nanda Olivia (40). Ledakan bom di sekitar gedung Kedutaan Besar Australia, Kuningan, Jakarta Selatan, benar-benar mengubah jalan hidupnya. Hampir 16 tahun berlalu, ingatannya akan kejadian tragis itu masih utuh.

Saat itu, Nanda bersama tiga penumpang lain sedang berada di dalam bus Kopaja P66 jurusan Blok M-Manggarai. Bus berhenti di seberang Kedubes Australia. Lalu, sekitar pukul 10.25, tiba-tiba bom meledak. Duar...!

Editor:
ilhamkhoiri
Bagikan