logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanPunan Kalimantan Memiliki...
Iklan

Punan Kalimantan Memiliki Genetik Berbeda dengan Dayak

Jauh sebelum penutur Austronesia membawa budaya bercocok tanam, masyarakat Punan telah mempraktikkan tradisi berburu dan meramu, warisan dari leluhur mereka. Seiring menyusutnya hutan, budaya itu kini makin menghilang.

Oleh
Ahmad Arif
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9e8rgIYMkLi8P7zyXDC-vRi0E2g=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F120445E1-3045-4199-8B1C-E1B3DC329C93_1583632132.jpeg
KOMPAS/AHMAD ARIF

Para peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Riset dan Teknologi, tengah mengumpulkan data genetik dan profil kesehatan masyarakat di pedalaman Punan Tubu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu (7/2). Pemeriksaan ini merupakan bagian dari pemetaan asal-usul dan kesehatan manusia Indonesia.

MALINAU, KOMPAS — Masyarakat Punan di Kalimantan ternyata memiliki identitas genetik yang berbeda dengan masyarakat Dayak. Analisis berbasis data DNA dan bahasa juga menunjukkan, tradisi hidup berpindah-pindah untuk berburu dan meramu yang masih dipraktikkan sebagian Punan merupakan warisan leluhur mereka jauh sebelum kedatangan penutur Austronesia ke Nusantara yang membawa budaya bercocok tanam.

​”Penelitian kami menunjukkan, Punan bukan hanya identitas etnik sebagaimana banyak dibahas secara antropologis sebelumnya, tetapi juga bisa dibedakan secara genetik berdasarkan riwayat pembauran DNA leluhur mereka,” kata Pradiptajati Kusuma, peneliti genetik populasi dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Riset dan Teknologi, di Malinau, Kalimantan Utara, Minggu (8/3/2020).

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan