Punan Kalimantan Memiliki Genetik Berbeda dengan Dayak
Jauh sebelum penutur Austronesia membawa budaya bercocok tanam, masyarakat Punan telah mempraktikkan tradisi berburu dan meramu, warisan dari leluhur mereka. Seiring menyusutnya hutan, budaya itu kini makin menghilang.
MALINAU, KOMPAS — Masyarakat Punan di Kalimantan ternyata memiliki identitas genetik yang berbeda dengan masyarakat Dayak. Analisis berbasis data DNA dan bahasa juga menunjukkan, tradisi hidup berpindah-pindah untuk berburu dan meramu yang masih dipraktikkan sebagian Punan merupakan warisan leluhur mereka jauh sebelum kedatangan penutur Austronesia ke Nusantara yang membawa budaya bercocok tanam.
”Penelitian kami menunjukkan, Punan bukan hanya identitas etnik sebagaimana banyak dibahas secara antropologis sebelumnya, tetapi juga bisa dibedakan secara genetik berdasarkan riwayat pembauran DNA leluhur mereka,” kata Pradiptajati Kusuma, peneliti genetik populasi dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Riset dan Teknologi, di Malinau, Kalimantan Utara, Minggu (8/3/2020).