logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊPemahaman Bias Jender Masih...
Iklan

Pemahaman Bias Jender Masih Mewarnai Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi merupakan ruang ideal untuk menyemai kesadaran yang menempatkan laki-laki dan perempuan secara adil. Namun, pemahaman bias jender, dengan laki-laki lebih dominan, justru masih mewarnai dunia kampus.

Oleh
Sonya Hellen Sinombor
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YUg1wTpRsvtIPk3bHhmfl7z-I4M=/1024x498/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2Fb2_1583416838.jpg
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati berfoto bersama seusai Peluncuran dan Bedah Buku Mata Kuliah Responsif Jender di kantor Kementerian PPPA di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Perguruan tinggi berperan penting dalam memperkuat pemahaman yang menempatkan secara adil antara lelaki dan perempuan. Namun, hingga kini pemahaman yang bias jender justru masih mewarnai perguruan tinggi. Itu terlihat dari referensi pembelajaran, metode, serta pemaparan dalam proses pembelajaran.

Kondisi tersebut memengaruhi cara pandang, orientasi, sikap, dan pengambilan keputusan para mahasiswa yang lebih mengunggulkan lelaki ketimbang perempuan.  Lelaki ditempatkan lebih dominan di ruang publik, sementara perempuan diarahkan pada urusan domestik. Jika dibiarkan, hal itu bakal berdampak pada ketidakadilan jender dalam pembangunan di Indonesia.

Editor:
ilhamkhoiri
Bagikan