logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บMenjaga dan Melestarikan Candi...
Iklan

Menjaga dan Melestarikan Candi Borobudur

Sejak ditemukan "kembali" pada 1814, Candi Borobudur beberapa kali dipugar untuk menyelamatkan bangunan candi dari kerusakan. Kini, kondisi candi tersebut kembali kritis karena banyak batuan candi yang rusak dan aus.

Oleh
Yovita Arika
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/S9pOslerImLD-vlJbnJAkgcg47k=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F473556f4-6316-4541-8c73-a89baf983d3f_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Wisatawan mengunjungi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (13/2/2020). Mulai hari itu kunjungan wisatawan Candi Borobudur dibatasi hanya boleh sampai lantai delapan dan tidak boleh mencapai lantai sembilan dan sepuluh.

Setelah selesai dipugar dan dibuka sebagai obyek wisata pada 1983, Candi Borobudur menjadi salah satu magnet wisata Indonesia. Dari tahun ke tahun, jumlah kunjungan wisatawan ke candi yang selesai dibangun pada tahun 824 tersebut terus meningkat. Tahun 2019 lalu, Borobudur dikunjungi sekitar 4 juta wisatawan.

Selain berdampak mengembangkan pariwisata Candi Borobudur dan sekitarnya, kedatangan wisatawan juga mengancam kelestarian bangunan candi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tersebut. Pijakan kaki pengunjung menggerus lantai dan tangga candi hingga 0,2 sentimeter per tahun. Akibatnya, batuan candi tersebut aus dan saat ini tingkat keausannya masuk kategori kritis (Kompas, 10/2/2020). Belum lagi aksi vandalisme pengunjung yang mencorat-coret batuan candi dan membuang permen karet di lantai candi yang juga merusak batuan candi (kompas.id, 20/2).

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan