logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanGagasan Seni Bergeser Menuju...
Iklan

Gagasan Seni Bergeser Menuju Basis Komunitas

Pascareformasi 1998 muncul jejaring gagasan yang tidak lagi digerakkan oleh super-institusi seni budaya tertentu. Jejaring gagasan ini membentuk semacam subkultur.

Oleh
MEDIANA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/HqEXQr2QcAxg5zMtHzmwUc2J3pE=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FIMG_20200226_144537_1582724739.jpg
KOMPAS/MEDIANA

(ki-ka): Ketua Komite Buku Nasional 2016-2019 Laura Prinsloo, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  Hilmar Farid, Direktur Eksekutif Jakarta Biennalle Farah Wardhani, pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Hikmat Darmawan, Direktur Eksekutif Yayasan Umar Kayam Kusen Alipah Hadi, dan seniman dari komunitas Ruang Rupa Reza Afisina. Mereka menjadi pembicara di forum diskusi Prospek Seni dan Kebudayaan 2020: Peranannya dalam Perkembangan Demokrasi Indonesia, Rabu (26/2/2020), di Bentara Budaya Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS — Inisiatif gagasan seni budaya bergeser dari kultur sentralistik menuju basis-basis komunitas. Pemerintah pun mengubah pendekatannya dari peran sebagai kurator menjadi fasilitator.

Demikian benang merah forum diskusi ”Prospek Seni dan Kebudayaan 2020: Peranannya dalam Perkembangan Demokrasi Indonesia”, Rabu (26/2/2020), di Bentara Budaya Jakarta. Hadir sebagai pembicara pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Hikmat Darmawan,  Direktur Eksekutif Yayasan Umar Kayam Kusen Alipah Hadi,  Direktur Eksekutif Jakarta Biennale Farah Wardhani, seniman komunitas Ruang Rupa Reza Afisina, Direktur Jenderal Kebudayaan  Hilmar Farid, dan  Ketua Komite Buku Nasional 2016-2019 Laura Bangun Prinsloo. Pelaksana Tugas Ketua Umum DKJ Danton Sihombing menjadi pembuka forum diskusi ini.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan