logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanSastra Seribu Rasa dalam Air...
Iklan

Sastra Seribu Rasa dalam Air Kata-kata

Panggung Sastra Pertunjukan ”Kejujuran dalam Air Kata-kata” menjadi semacam ”paket komplit” dari sebuah upaya respon artistik atas karya-karya puisi Sindhunata

Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ae0OUDqWZ-jVz6pOed4hbsAl24A=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200201abk1_1580654232.jpg
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Mengawali Panggung Sastra Pertunjukan ”Kejujuran dalam Air Kata-kata”, Romo GP Sindhunata SJ mendaraskan puisinya berjudul “Celana Gus Dur”, di Taman Yakopan Omah Petroek, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (1/2/2020).

“Dan padamu, Gus, celana itu juga saksi bisu yang mewahyukan betapa tidak berarti dan sia-sianya tahta dan kekuasaan bagimu. Ketika dunia memaksamu turun dari tahta, kaukenakan celana pendekmu dan kulambai-lambaikan tanganmu, seakan kau hendak berkata: aku masuk ke istana tanpa membawa apa-apa, maka aku meninggalkannya tanpa beban apa-apa pula. Hanya dengan celana pendekmu kau raih kekuasaan, dengan celana pendek pula kau kebaskan kekuasaan”

Di depan Langgar Tombo Ati, Omah Petroek, Romo GP Sindhunata SJ mendaraskan puisinya yang berjudul “Celana Gus Dur”, sebuah kenangan personal Sindhunata tentang detik-detik akhir kepempinan presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid yang dimakzulkan MPR pada 23 Juli 2001. Kepada ribuan pendukungnya di depan Istana Merdeka, Gus Dur yang bercelana pendek dan berkaus mewanti-wanti agar mereka harus tetap menjaga kedamaian Indonesia.

Editor:
yovitaarika
Bagikan