logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บPerlu Kebijakan Pemkab...
Iklan

Perlu Kebijakan Pemkab Banyuwangi Melahirkan Gandrung Profesional

Sejumlah budayawan Banyuwangi, Jawa Timur, mendesak kebijakan pemerintah kabupaten setempat untuk melahirkan gandrung profesional. Alasannya, saat ini jumlah gandrung profesional di Banyuwangi terus menyusut seiring usia para pelakunya yang kian uzur..

Oleh
ANGGER PUTRANTO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5ab2WngTkvG0pYnq96WFKiYVnZ0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20181025_MUDA_J_web_1540451514.jpg
KOMPAS/SOELASTRI SOEKIRNO

Milenial menari tari gandrung di Festival Gandrung 1000 di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (20/10/2018).

BANYUWANGI, KOMPAS โ€” Sejumlah budayawan Banyuwangi, Jawa Timur, mendesak kebijakan pemerintah kabupaten setempat untuk melahirkan gandrung profesional. Alasannya, saat ini jumlah gandrung profesional di Banyuwangi terus menyusut seiring usia para pelakunya yang kian uzur. Gandrung profesional atau dikenal gandrung terop bukanlah penari gandrung biasa. Mereka tidak sekadar menari, tetapi juga menyanyikan atau bersenandung syair-syair kuno dan mantra-mantra penyembuhan.

Hal itu mengemuka dalam diskusi Forum Komunikasi Seni dan Budaya Banyuwangi di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Rabu (10/7/2019). Sejumlah pelaku seni, termasuk para gandrung senior, antara lain Gandrung Temu, Gandrung Poniti, Gandrung Sanati, Gandrung Liswati, dan Gandrung Mudaiah, juga turut hadir. Usia pelaku seni ini berkisar 50-80 tahun, kecuali Mudaiah (40).

Editor:
agnespandia
Bagikan