logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊKesenjangan Layanan Pendidikan...
Iklan

Kesenjangan Layanan Pendidikan Masih Jadi Masalah Indonesia

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4svwk8YpWiRm6jT-w_ZPiaGdkHA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F20180912_093234.jpg
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

(kanan-kiri) Peneliti senior dari Article 33 Indonesia Lukman Hakim, Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional /Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bidang Pembangungan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Subandi, serta Senior spesialis pendidikan dari Bank Dunia Javier Luque dalam Forum Kajian Pembangunan yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (12/9/2018).

JAKARTA, KOMPAS – Program wajib belajar 12 tahun di Indonesia masih menuai kendala. Meski taraf pendidikan penduduk rata-rata di Indonesia meningkat, kesenjangan layanan pendidikan di Indonesia masih cukup besar.

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk usia lebih dari 15 tahun meningkat setiap tahunnya. Pada 2015 tercatat sebesar 7,84 tahun, pada 2016 menjadi 7,95 tahun, dan pada 2017 menjadi 8,10 tahun. Namun, masih ada 14 provinsi yang capaian RLS lebih rendah dari capaian nasional, seperti Papua (6,4 tahun), Kalimantan Barat (7,52 tahun), dan Nusa Tenggara Timur (7,55 tahun). Sementara, angka RLS tertinggi ditemui di DKI Jakarta, yaitu 10,89 tahun.

Editor:
Bagikan