logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บHapus Kekerasan Simbolik di...
Iklan

Hapus Kekerasan Simbolik di Dunia Pendidikan

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Dwpx7iKUGmz7QeJjP8vdH95FU0k=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2Fkompas_tark_3662597_4_0-3.jpeg
KOMPAS/HERPIN DEWANTO

Seorang guru sedang mengajar di SD Bonaventura Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (21/11/2013). Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah percontohan yang menerapkan pendidikan tanpa kekerasan. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) menemukan sebagian besar anak-anak di Papua mengalami hukuman fisik di sekolah dan berupaya memutus mata rantai kekerasan itu.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Kekerasan simbolik di dunia pendidikan belum sepenuhnya dibahas. Guru dan orangtua sering tidak memahami wujud kekerasan ini sehingga tanpa disadari disalurkan kepada anak-anak. Hal ini berisiko anak memiliki pemakluman terhadap kekerasan di dalam proses tumbuh kembangnya.

โ€Kebanyakan orang mengira kekerasan sebatas fisik dan membentak-bentak. Padahal, wujud kekerasan beragam. Ada yang melalui perkataan santun, tetapi menyakitkan. Ada yang berupa tekanan batin, dan ada pula yang bersifat simbolik,โ€ kata pakar pendidikan karakter Doni Koesoema di Jakarta, Senin (20/8/2018).

Editor:
Bagikan