logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊPotensi Kain Tenun Ikat NTT...
Iklan

Potensi Kain Tenun Ikat NTT Sebagai Busana Draperi

Oleh
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/F2wUZ6L2jkp0cVNMmXbbx_40AoQ=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F10%2FWhatsApp-Image-2017-10-02-at-21.08.35-1.jpeg
Elsa Emiria Leba untuk Kompas

Peragaan busana draperi dari kain tenun ikat Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, oleh Wahyu Perdana Saputra pada Pembukaan Pameran Seni Tenun Ikat dari Kelompok Seniman Paluanda Lama Hamu dengan tema Karya Adiluhung Pendorong Ekonomi Lestari: Menguak Spritualitas dan Simbolisme di Balik Seni Tenun Ikat Pewarna Alam Sumba Timur, di Museum Bank Mandiri, Kota Tua, Jakarta, Minggu (1/10).

JAKARTA, KOMPAS - Kain tenun ikat Nusa Tenggara Timur dengan bahan pewarna asli tidak mudah diolah sebagai busana. Ini karena kain tenun memiliki nilai dan proses pembuatan yang tidak mudah sehingga jika salah diolah maka nilai tersebut akan hilang.

Wahyu Perdana Saputra, Tenaga Ahli Bidang Mode dan Desain Yayasan Sekar Sawung, menyatakan, ide untuk membuat busana draperi dari kain tenun ikat itu dia kemukakan atas dasar pertimbangan motif kain itu mengandung filsafat hidup masyarakat yang pembuatannya menguras tenaga seniman sehingga tidak bisa dianggap sebagai kain biasa.

Editor:
Bagikan