Iklan
Perih Saat Menjadi ”Anak Buah Kapal” Dadakan
Herman mulai gelisah melihat langit berangsur kelam. Rakit kami tak dilengkapi penerangan memadai. ”Alat penerangannya tidak cukup. Bisa membahayakan perjalanan. Rakit harus segera menepi di dusun terdekat,” katanya.
Perhentian masih jauh di depan. Namun, langit mulai gelap dan membuat kami jadi gelisah melihatnya. Pangayuh pun digerakkan lebih keras agar rakit melaju cepat.
Suatu hari pada awal November silam, seharian penuh kami susuri Sungai Batanghari dengan rakit. Sejak pagi, rakit itu nonstop melaju. Memang lajunya tak bisa cepat karena rakit tidak bermesin.