logo Kompas.id
β€Ί
Di Balik Beritaβ€ΊEmosi Publik Bulu Tangkis yang...
Iklan

Emosi Publik Bulu Tangkis yang Tak Lagi Sehangat Dulu

Luapan kegembiraan terhadap keberhasilan tim bulu tangkis kita berkembang seiring perkembangan zaman. Pada masa reportase radio, emosi publik luar biasa meskipun hanya bisa mendengarkan melalui siaran radio.

Oleh
Jimmy S Harianto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/H8fx1IqMjwDz7aRHBp85h9B_hTw=/1024x628/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2FBW-19760401-IV-31-AGW019_1636817880.jpg
KOMPAS/KARTONO RYADI

Berkalung bunga, Rudy Hartono (kanan) dan Iie Sumirat, bersama seluruh rombongan tim All England dan tim Asian Badminton Commision tiba di Tanah Air, Kamis (1/4/1976) sore. Mereka diarak dalam suatu pawai kemenangan dari lapangan terbang Halim Perdanakusuma sampai Balai Kota DKI Jakarta.

Kembali ke 45 tahun silam, ketika tim bulu tangkis Indonesia mampu meraih prestasi hebat di dunia, euforia luar biasa pun muncul di tengah masyarakat. Ketika itu, untuk kedelapan kalinya, Rudy Hartono Kurniawan berhasil menjuarai All England, kejuaraan bulu tangkis paling bergengsi di dunia.

Pada saat bersamaan, Iie Sumirat pemain asal Bandung, tampil sebagai juara Invitasi Bulu Tangkis Asia di Bangkok (1976) dengan menundukkan jago-jago bulu tangkis China, seperti Hou Zhiajang, Tang Xienhu, dan kawan-kawan.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan