Iklan
Ketika Harus Mengabadikan ”Ajeb-ajeb” di Tengah Lumpur
Tak seorang pun boleh membawa kamera profesional, baik DSLR maupun kamera video. Bersyukur masih diizinkan membawa ponsel. Bisa digunakan untuk memotret penonton yang berjingkrak dan geleng-geleng di tengah lumpur.
Dalam setiap liputan perjalanan, saya selalu membawa dua kamera, yakni kamera DSLR Nikon D300s yang saya miliki sejak tahun 2011 dan kamera ponsel. Meskipun pada praktiknya, saya tidak selalu menenteng keduanya ke lokasi pengambilan gambar.
Misalnya, di acara-acara yang agak santai, saya mengandalkan kamera ponsel. Saya pernah membawa ponsel dengan kamera yang mampu merekam hingga 5 megapiksel. Pada kesempatan lain bebeberapa tahun kemudian, saya membawa kamera berkemampuan 48 megapiksel dengan kamera ganda.