logo Kompas.id
Di Balik BeritaKetika Harus Mengabadikan...
Iklan

Ketika Harus Mengabadikan ”Ajeb-ajeb” di Tengah Lumpur

Tak seorang pun boleh membawa kamera profesional, baik DSLR maupun kamera video. Bersyukur masih diizinkan membawa ponsel. Bisa digunakan untuk memotret penonton yang berjingkrak dan geleng-geleng di tengah lumpur.

Oleh
M Hilmi Faiq
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CaNfEyL0hZhNysm027ZyqKKYAoI=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F20160916MHF3_1634979947.jpg
KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ

Euforia penonton Ultra Music Festival di Singapura yang digelar pada Sabtu dan Minggu, 10-11 September 2016.

Dalam setiap liputan perjalanan, saya selalu membawa dua kamera, yakni kamera DSLR Nikon D300s yang saya miliki sejak tahun 2011 dan kamera ponsel. Meskipun pada praktiknya, saya tidak selalu menenteng keduanya ke lokasi pengambilan gambar.

Misalnya, di acara-acara yang agak santai, saya mengandalkan kamera ponsel. Saya pernah membawa ponsel dengan kamera yang mampu merekam hingga 5 megapiksel. Pada kesempatan lain bebeberapa tahun kemudian, saya membawa kamera berkemampuan 48 megapiksel dengan kamera ganda.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan