logo Kompas.id
›
Di Balik Berita›Belajar Berbagi dan Menjadi...
Iklan

Belajar Berbagi dan Menjadi Tangguh di Tengah Bencana

Meliput di daerah bencana, seperti gempa Majene dan Mamuju, mempertemukan saya dengan orang-orang berhati mulia yang tegar dan tak kehilangan semangat untuk tetap saling menolong dan menguatkan di tengah situasi sulit.

Oleh
Reny Sri Ayu
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zXNW76KveYHCG1EJUGsoqPtUpCE=/1024x672/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F6C964E27-0A71-4122-AAF1-20A1335EDF22_1612493086.jpeg
KOMPAS/RENY SRI AYU

Kantor Gubernur Sulawesi Barat di Mamuju yang ambruk pascagempa, Jumat (15/1/2021). Sebagian wilayah Mamuju dan Majene terdampak parah gempa bermagnitudo 6,2.

Menghabiskan 10 hari meliput dampak gempa di Majene, Sulawesi Barat, saya menemukan banyak penyintas yang tetap tangguh, tegar, dan mau menolong di tengah kondisi mereka yang juga patut ditolong. Mereka yang membantu walau juga layak dibantu.

Hari masih gelap, Minggu (24/1/2021), saat saya meninggalkan Mamuju. Sebenarnya wilayah liputan saya Majene karena saya berbagi tugas dengan rekan saya, Videlis Jemali, wartawan harian Kompas yang berbasis tugas di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Videl—begitu kami memanggilnya—yang meliput di Mamuju. Berbagi wilayah tugas ini tidak saja agar semua wilayah bisa dijangkau, tetapi beberapa hari pertama pascagempa, jalur Majene-Mamuju terputus oleh longsor di beberapa lokasi.

Editor:
Emilius Caesar Alexey
Bagikan