logo Kompas.id
β€Ί
Di Balik Beritaβ€ΊMembongkar Kasus Penyelundupan...
Iklan

Membongkar Kasus Penyelundupan Beras

Ketika berada di luar gedung, barulah saya membandingkan antara dokumen yang saya dapat dengan data di Pelindo. Saya terperangah karena data beras yang diimpor berbeda dengan data yang dilaporkan.

Oleh
Andreas Maryoto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GYD67uz_OD8jBZjR-lOC8TToJLA=/1024x593/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_4658255_79_0.jpeg
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Pekerja menata beras impor asal Vietnam yang masih ditahan aparat Bea dan Cukai karena diduga menyalahi izin impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (7/2/2014). Sekitar 800 ton beras wangi asal Vietnam ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut karena diduga tidak sesuai dokumen yang seharusnya merupakan beras premium jenis Thai Hom Mali asal Thailand.

Tanjung Priok, Jakarta, pertengahan tahun 2000. Udara di tempat ini sangat panas dan tidak nyaman. Untuk pertama kali saya mendapat penugasan ke pelabuhan, tak lama setelah saya dipindah tugas dari Karawang, Jawa Barat, ke Jakarta. Senior menugasi saya ke tempat ini karena ada tumpukan besi yang tak jelas juntrungannya di salah satu sisi pelabuhan. Tumpukan besi berukuran besar itu sudah lama tidak diangkat.

Inilah awal kisah saya berkenalan dengan pelabuhan yang beberapa tahun kemudian dari tempat inilah saya membuka berbagai kasus penyelundupan. Kala itu, Tanjung Priok yang berada di Jakarta Utara tidak serapi sekarang. Keluar masuk pelabuhan sangat bebas. Orang tak berkepentingan bisa mendekati kapal-kapal di pelabuhan. Macam-macam orang berjualan juga dapat dijumpai di sana, mulai dari rujak sampai jasa penukaran uang di pinggir jalan.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan