logo Kompas.id
Di Balik BeritaWartawan dan Koleksinya, dari ...
Iklan

Wartawan dan Koleksinya, dari Arbain Rambey sampai PK Ojong

PK Ojong yang lahir seabad lalu mewariskan banyak hal ketika membesarkan ”Kompas”. Salah satunya, hobi koleksi di kalangan wartawan. Hobi ini tidak sekadar ”klangenan”, tapi sering kali mendukung pekerjaan.

Oleh
Andreas Maryoto
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/G6JpraXkubhelTJuw2YEYZxRTAY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F20140214EKI12_1595649383.jpg
KOMPAS/SRI REJEKI

Sebanyak 100 buku dan artefak kuliner koleksi wartawan Kompas, Andreas Maryoto, disajikan dalam pameran ”Seabad Seni Kuliner Modern di Indonesia”. Kegiatan ini digelar di Balai Soedjatmoko Bentara Budaya Solo, Jawa Tengah, 14-18 Februari 2014. Pameran menyajikan artefak tentang jejak sejarah kuliner Nusantara yang tidak hanya terkait dengan soal menu dan resep, tetapi juga peralatan masak, etika menghidangkan makanan, dan etika di meja makan.

Kuliah teknologi pangan tidak lantas membuat saya mencintai bidang ini. Nilai berantakan meski lulus tergolong cepat, hanya untuk segera terbebas dari beban belajar di kampus. Saya mulai mencintai bidang ini justru ketika bekerja di harian Kompas.

Kecintaan terhadap teknologi pangan, terutama yang berasal dari akhir abad ke-20, berawal dari tantangan Kepala Biro Jawa Barat Her Suganda. Ia selalu meminta saya menggarap isu pertanian dan pangan. Meski kemudian sudah tidak lagi bertugas di Jawa Barat, saya tetap melanjutkan eksplorasi soal pangan, termasuk sejarahnya.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan