logo Kompas.id
Di Balik BeritaWartawan ”Kemarin Sore” di...
Iklan

Wartawan ”Kemarin Sore” di Tengah Deraan Krisis Ekonomi

Tanda-tanda ekonomi mulai krisis terlihat. Harga-harga naik dan nilai rupiah terus melemah. Sebanyak 16 bank ditutup. Meski demikian, saya yang masih wartawan ”kemarin sore” ini tetap tak paham dengan masalah besarnya.

Oleh
Andreas Maryoto
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/KuEYo5qyHj0vTHT56te2u8Of9ks=/1024x627/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FFC-08150-23-JKS018_1595429235.jpg
KARTONO RYADI

Pada masa krisis ekonomi, banyak cara digunakan warga Jakarta untuk mempertahankan hidupnya. Salah satunya dengan berjualan makanan di tepi jalan dengan kereta dorong atau mobil, seperti terlihat di Jakarta Utara, Juli 1998.

Situasi politik tahun 1996 sudah mulai memanas. Setahun berikutnya kian panas. Ekonomi yang semula baik-baik saja mulai memunculkan masalah. Semuanya kemudian berujung pada reformasi tahun 1998.

Bekerja di sebuah media tak lantas begitu saja membantu memahami berbagai kejadian itu. Apalagi bagi kami yang berada di daerah. Pada masa itu, sebagian besar isu tersebut lebih bisa dipahami oleh mereka yang berada di Ibu Kota.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan