logo Kompas.id
β€Ί
Di Balik Beritaβ€ΊTidur Waswas, Lari...
Iklan

Tidur Waswas, Lari Tunggang-langgang karena Gempa Susulan

Oleh
Reny Sri Ayu
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FYc2biWBYGnIt6itj3trlkYsjWw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2F20181023_231852_1540308063.jpg
KOMPAS/RENY SRI AYU

Jembatan Palu IV ambruk akibat gempa dengan magnitudo 7,4 pada akhir September lalu. Lebih dari 2.000 orang meninggal dalam peristiwa ini.

Peristiwa gempa bumi dengan magnitudo 7,4 pada Jumat (28/9/2018) petang memaksa kami di Kantor Biro Makassar berusaha tiba secepatnya di Palu. Rencana berangkat Jumat malam batal karena Bandara Mutiara SIS Al-Jufri di Palu ditutup. Pilihan paling masuk akal adalah terbang dari Makassar ke Mamuju dan melanjutkan dengan perjalanan darat ke Palu.

Sabtu pagi, saya dan M Final Daeng akhirnya terbang ke Mamuju dan menyambung jalan darat melalui Mamuju Utara. Perjalanan menuju Palu kami lanjutkan Minggu (30/9/2018) pagi setelah memutuskan menginap di perbatasan Donggala-Mamuju Utara pada Sabtu malam. Perjalanan di Donggala dimulai di Kecamatan Banawa Selatan, Banawa Tengah, dan Banawa. Wilayah ini berada di pesisir Teluk Palu.

Editor:
Bagikan