logo Kompas.id
Di Balik BeritaSaat ”Kompas” Merasakan ”Bumi ...
Iklan

Saat ”Kompas” Merasakan ”Bumi Bergoyang” di Changsha, China

Oleh
Aufrida Wismi Warastri
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/r-uBptxpnxM1EdVZuvoaR6rzSL0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F10%2F20100409RZF132.jpg
Kompas/Riza Fathoni

Tentara China berjaga di depan pintu masuk Istana Kuno Dinasti Ming dan Qing, Beijing, China, Kamis (25/3/2010). Istana ini menjadi salah satu tujuan wisata utama di Beijing.

KETIKA transit di Bandara Fuzhou, Provinsi Fujian, China, menunggu penerbangan ke Beijing, pada akhir September 2017 lalu, saya baru tersadar bahwa jaringan internet China berbeda dengan dunia luar. China telah melarang beberapa aplikasi. Seketika, komunikasi terputus dengan dunia luar. Dunia seolah gelap.

China memang punya aturan sendiri, dan memutuskan untuk memakai aplikasi mereka sendiri. Tanpa Google, mereka ada Baidu. Youku sebagai pengganti Youtube, Weibo sebagai pengganti Twitter, Renren sebagai pengganti Facebook, Nice sebagai pengganti Instagram, dan WeChat menggantikan WhatsApp.

Editor:
Bagikan