logo Kompas.id
DeskMenyatu dalam Sepiring Rujak
Iklan

Menyatu dalam Sepiring Rujak

Dengan ”ngerujak”, kita akan lebih tangguh menahan rasa pedas, tabah menahan asam, sabar menahan rasa asin, dan bersukacita bersama menangguk rasa manis.

Oleh
Dwi Bayu Radius, Riana A Ibrahim, Putu Fajar Arcana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5O3Wt2AM3gEgAj8kjrLvtxfRhF4=/1024x697/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F9670d4a6-1550-42b9-927f-e1cb8683b578_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pegawai menyiapkan beragam jenis buah potong di gerai Rujak Kolam Medan di ITC Mangga Dua, Jakarta, Kamis (24/6/2021). Meski relatif mahal, Rujak Kolam Medan merupakan salah satu gerai rujak yang memilki banyak pelanggan. Sebelum masa pandemi, pembeli harus rela antre untuk dapat makan di tempat. Saat ini pelanggan lebih banyak yang membeli untuk dibungkus atau memesan secara daring.

Dalam sepiring rujak ada rasa asam, pedas, asin, dan manis. Inilah kecapan rasa yang mewakili pasang surut kehidupan. Oleh sebab itu, jika ingin ”ngerujak” alias rujakan, harus dilakukan secara bersama-sama (kecuali saat pandemi). Kita akan lebih tangguh menahan rasa pedas, tabah menahan asam, sabar menahan asin, dan bersukacita bersama menangguk rasa manis.

Racikan rujak cuka bali berisi irisan buah, seperti mangga muda, pepaya mengkal, mentimun, bengkuang, dan kedondong yang disiram kuah dari cuka kelapa. Cuka dibuat dari tuak kelapa yang disimpan selama 2-3 hari dalam guci. Lalu, racikan itu dilengkapi bumbu-bumbu, seperti gula merah, terasi bakar, cabai, dan terkadang diberi ulekan pisang batu muda.

Editor:
budisuwarna
Bagikan