Industri pers selalu berkaitan dengan sebentuk misi yang bernama kepercayaan alias trust. Sejak mesin cetak ditemukan Johannes Gutenberg pada 1450, dunia pers mengepakkan sayapnya untuk terbang lebih tinggi lagi. Persepsi peristiwa disertai dengan ilustrasi artis menjadi peluang untuk merekayasa keingintahuan manusia yang di kemudian hari bermuara ke samudra industri. Renaisans di bidang jurnalistik cetak itu sejatinya menanti babak-babak berikutnya. Suatu harapan akan terwujudnya visi tentang renaisans; ketika kata-kata hadir dan berkelindan dengan imaji. Sastra berhimpun dengan citra sebagai masa depan dunia pemberitaan ketika itu.
Meskipun fotografi baru ditemukan pada 1839, perlu empat dekade untuk mentransfer sebentuk imaji naik cetak di halaman-halaman media. Terminologi trust itu akhirnya beroleh oasenya di tengah gurun yang membutuhkan pelita kebenaran. Janin yang dinantikan itu akhirnya lahir kala teknologi halftone, yakni teknik reprografi dengan simulasi titik-titik atau dot, berhasil mentransfer foto petikan seorang ilmuwan, Henry J Newton (1823-1895), ke dalam penerbitan New York Daily Graphic edisi 4 Maret 1880. Selanjutnya, babak baru belantara dokumenter-jurnalistik pun mulai berpacu dengan cahaya meraih kejayaannya.