Pekerja Migran, ”Pelita” Baru bagi Sesama
Nasib pekerja migran Indonesia tak selalu berakhir merana. Ada yang berhasil di perantauan dan pulang membawa kesejahteraan, bahkan ada pula yang menjadi ”pelita” bagi sesama.
Tiga lantai bangunan pesantren NU Terpadu Baitussalam berdiri kokoh di tengah perkampungan di Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, di tempat itu, ratusan santri dari keluarga yang tak mampu dapat belajar dan mengaji berkat donasi dari pekerja migran Indonesia dari berbagai negara.
Pesantren itu bernama Baitussalam yang berarti rumah kedamaian. Di dalamnya ada dua sekolah, yakni SMP NU Terpadu dan Madrasah Aliyah (MA) setara SMA. Seperti halnya pondok pesantren pada umumnya, setiap pagi para santri mengikuti pelajaran sekolah dan pada sore hari mereka belajar mengaji. Tempat tinggal, makan, dan kebutuhan pendidikan disediakan di sini.