logo Kompas.id
Bebas AksesPekerja Migran, ”Pelita” Baru ...
Iklan

Pekerja Migran, ”Pelita” Baru bagi Sesama

Nasib pekerja migran Indonesia tak selalu berakhir merana. Ada yang berhasil di perantauan dan pulang membawa kesejahteraan, bahkan ada pula yang menjadi ”pelita” bagi sesama.

Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM, DEFRI WERDIONO
· 1 menit baca
Anak-anak berkumpul di halaman pesantren Baitussalam, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebelum pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Pesantren ini mendapatkan donasi dari pekerja migran dari berbagai negara. Alhasil mereka bisa bersekolah gratis.
Dokumentasi Yayasan Yatim Piatu Baitussalam, Cluring, Banyuwangi, untuk Kompas

Anak-anak berkumpul di halaman pesantren Baitussalam, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebelum pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Pesantren ini mendapatkan donasi dari pekerja migran dari berbagai negara. Alhasil mereka bisa bersekolah gratis.

Tiga lantai bangunan pesantren NU Terpadu Baitussalam berdiri kokoh di tengah perkampungan di Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, di tempat itu, ratusan santri dari keluarga yang tak mampu dapat belajar dan mengaji berkat donasi dari pekerja migran Indonesia dari berbagai negara.

Pesantren itu bernama Baitussalam yang berarti rumah kedamaian. Di dalamnya ada dua sekolah, yakni SMP NU Terpadu dan Madrasah Aliyah (MA) setara SMA. Seperti halnya pondok pesantren pada umumnya, setiap pagi para santri mengikuti pelajaran sekolah dan pada sore hari mereka belajar mengaji. Tempat tinggal, makan, dan kebutuhan pendidikan disediakan di sini.

Editor:
HAMZIRWAN
Bagikan