logo Kompas.id
β€Ί
Artikel Opiniβ€ΊWajah Gentrifikasi di...
Iklan

Wajah Gentrifikasi di Seputaran Sarinah

Gentrifikasi memicu pro dan kontra sejak Ruth Glass mengenalkan istilah itu pada 1964. Fenomena gentrifikasi ada di seluruh dunia, termasuk di Jakarta, seperti yang terjadi di seputaran Sarinah.

Oleh
NELI TRIANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RvTjc_kutch0duHLFOSlvKalS7w=/1024x1307/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F25%2Fcadb3bf9-7905-4ffe-8e87-3e9a982f318a_jpg.jpg

Sarinah pascarevitalisasi berhasil menyedot orang terus bertandang ke sana. Pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang kembali molek itu hanyalah satu sisi perubahan wajah di jantung Jakarta. Namun, tak semua ikon di kawasan tersebut berubah menjadi semenarik Sarinah. Ada Jalan Sabang yang masih eksis dengan kesemrawutannya. Ada juga Jalan Jaksa yang kehilangan roh sebagai kampung ekspatriat yang merakyat, tempat para pelancong asing menikmati keseharian khas warga Ibu Kota.

Sarinah baru memanjakan pengguna angkutan umum dengan lokasinya yang dekat halte Transjakarta. Orang tinggal turun bus dan mudah saja menyusuri trotoar di sekeliling pusat belanja berusia 60 tahun yang kini ditata nyaman untuk bisa diakses siapa saja itu.

Editor:
GESIT ARIYANTO
Bagikan