logo Kompas.id
Artikel OpiniMenangkal Fenomena...
Iklan

Menangkal Fenomena ”Post-truth” dan ”Flexing” di Era Pemasaran Digital

Kejadian Binomo, DNA Pro, Robo Trading, dan lain sebagainya merupakan indikator masih rapuhnya masyarakat Indonesia yang belum memahami bahaya ”post-truth”, ”flexing”, serta trik lainnya dalam pemasaran digital.

Oleh
MARTANI HUSEINI
· 1 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Kasus Binomo, Indra Kenz, dan para korbannya sangat menyedihkan dan berdampak luas sehingga perlu ditangkal hingga ke akarnya. Kasus ini khas terjadi di era yang lazim disebut sebagai fenomena post-truth oleh para ilmuwan sosial dan komunikasi. Ia sering membuat gaduh dalam pembicaraan sehari-hari hingga menjadi pembicaraan tingkat tinggi di ranah bisnis dan politis.

Tiga unsur kunci yang dibingkai dalam praktik bisnis ataupun marketing era digital adalah post-truth, flexing, dan digital marketing yang tidak bertanggung jawab. Tujuannya target konsumen yang kurang teliti dan mudah tergelincir. Lihat saja kealpaan ini secara beruntun terungkap dalam kasus serupa Binomo, DNA Pro, Robo Trading, pinjol (pinjaman sistem online yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan), serta masih banyak lagi kasus lainnya.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan