logo Kompas.id
β€Ί
Artikel Opiniβ€ΊMerindu Dendam Monumen Bahari
Iklan

Merindu Dendam Monumen Bahari

Tak banyak monumen bertema bahari yang mampu membawa jiwa mengingat kehebatan nenek moyang kita mengarungi samudra. Jika Jakarta membuat monumen kapal pinisi di JPO, harapannya ada monumen kapal tradisional lainnya.

Oleh
AGUS DERMAWAN T
Β· 1 menit baca
Ilustrasi Monumen Kapal golekan lete, Kapal Kora-kora, dan Kapal sandeq.
SUPRIYANTO

Ilustrasi Monumen Kapal golekan lete, Kapal Kora-kora, dan Kapal sandeq.

Jakarta yang dilintasi berbagai jalan besar mengharuskan memiliki banyak JPO (jembatan penyeberangan orang). Lalu, berbagai JPO dibangun. Namun, sejauh-jauh JPO dibangun, tidak banyak yang diberangkatkan dari semangat olah rupa. Lantaran dari yang terlihat, umumnya JPO itu bertolak dari aspek fungsionalnya saja. Meskipun tentu ada satu-dua yang berusaha berindah-indah dengan rias cahaya lampu-lampu, yang hanya molek apabila malam sudah tiba.

Oleh karena itu saya terperangah ketika pada minggu-minggu ini Jakarta menuntaskan pembangunan JPO yang di semua sisinya membuhul aspek desain, dengan sepenuhnya berkonsep estetik monumental. JPO itu membentang di wilayah Karet dan Jalan Sudirman. Jembatan menjadi semakin berbobot nilainya ketika dipahami adanya tema kuat yang diangkat di situ. Tema bahari, yang merujuk kepada raut kapal pinisi.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan