Menghindari Kekerasan Narasi Menuju Solidaritas Bangsa
Belum terlambat untuk membenahi karut-marut perkelahian narasi di media sosial sebelum bangsa di ambang kehancuran. Sebagai bangsa besar perlu menjadi poros keteladanan bagi generasi ke depan.
Selama ini masih terdapat ketimpangan di dalam melihat dan menilai suatu tindakan dipandang radikal. Padahal yang namanya tindakan radikal tidak hanya kekerasan yang berbentuk fisik atau teror yang mengakibatkan korban nyawa. Kekerasan bisa terjadi dalam bentuk verbal yang dilontarkan baik dalam bentuk narasi tulisan ataupun lisan/verbal.
Sayangnya hukum belum menjangkau sanksi hukuman dengan adil (fair) kepada orang-orang yang gemar mengumbar celotehan radikal di media sosial (medsos), baik lewat tulisan maupun oral/verbal. Pelaku yang mudah tersentuh hukum justru pelaku yang tidak memiliki akses dengan kekuasaan. Pelaku yang dekat dengan kekuasaan tampak kebal dari bidikan hukum. Bahkan yang sudah dinyatakan tersangka pun tidak segera ditindaklanjuti.