logo Kompas.id
β€Ί
Artikel Opiniβ€ΊMeredam Gejolak Harga akibat...
Iklan

Meredam Gejolak Harga akibat Perang Ukraina Rusia

Perang Rusia-Ukraina berdampak terhadap kenaikan sejumlah harga barang. Namun, kenaikan harga sejumlah komoditas ekspor akan menguntungkan. Pemerintah Indonesia harus segera memanfaatkan peluang ini.

Oleh
DWI WAHYU TRISCOWATI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0pRVTUOTfzNKvPkWElaS3oBXvbE=/1024x1024/https%3A%2F%2Finr-production-content-bucket.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com%2FINR_PRODUCTION%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F04%2F13%2F6c58fcbd-4566-452c-9666-2e3907e4e853_jpg.jpg

Perang Rusia-Ukraina diperkirakan akan berkepanjangan. Ketegangan tersebut dapat memperburuk inflasi di banyak negara karena telah memicu krisis energi. Rusia yang merupakan penghasil migas terbesar kedua setelah Amerika Serikat mengekspor sekitar 49 persen migas ke Uni Eropa. Di sisi lain, Ukraina berperan sentral menaikkan harga minyak sawit mentah (CPO).

Dampak perang Rusia-Ukraina terhadap dunia mulai dirasakan, baik dari sisi kebutuhan maupun pasokan barang. Harga minyak bumi, gas, CPO, gandum, dan berbagai bahan baku lainnya kian mahal. Dari sisi pasokan, diperkirakan kebutuhan dunia akan terhambat karena ekspor Rusia ke dunia mencapai 1,9 persen.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan