logo Kompas.id
โ€บ
Artikel Opiniโ€บFlexing dan Kegilaan atas...
Iklan

Flexing dan Kegilaan atas Modernitas

Flexing alias pamer kekayaan menjadi fenomena baru sejak era sosial media. Perilaku flexing tidak sekadar pamer kekayaan dan kemewahan tetapi pamer eksistensi diri.

Oleh
UMAR SHOLAHUDIN
ยท 1 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Globalisasi dan modernisasi yang membawa ideologi kapitalisme dalam perkembangannya telah melahirkan masyarakat baru yang elitis dan eksklusif. Salah satunya adalah muncul orang kaya baru atau dalam pemikir postmodern, Baudrillard ((1970) sebagai masyarakat konsumsi.

Bagi Baudrillard, konsumsi bukan sekadar nafsu untuk mengonsumsi atau membeli begitu banyak komoditas, barang atau jasa, suatu fungsi kenikmatan materi, satu fungsi untuk memuaskan hasrat individual, pembebasan kebutuhan, pemuasaan diri, kekayaan atau konsumsi suatu obyek. Tetapi, konsumsi berada dalam satu tatanan pemaknaan pada satu โ€œpanoplyโ€ obyek atau sistem, atau kode, tanda, โ€œsatu tatananan manipulasi tandaโ€; manipulasi obyek sebagai suatu tanda; satu sistem komunikasi (seperti bahasa), satu sistem pertukaran, satu moralitas, yakni satu sistem pertukaran idiologis; produksi perbedaan; menciptakan isolasi dan mengindividu (Ritzer, dalam Baurdrillard, 2013: :xxxiv).

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan