Hari Raya Keagamaan dan Inspirasi Kemanusiaan
Agama harus menjadi inspirasi kemanusiaan universal sebagai tolok ukur konkret dari penghayatan hidup keagamaan. Kemanusiaanlah yang menjadi identitas bahwa kita adalah orang beriman, bukan sekadar orang beragama.
Hari raya keagamaan yang diperingati di tengah-tengah rutinitas kehidupan seolah memaksa kita untuk berhenti sejenak. Perhentian itu merupakan momen jeda untuk merenung lebih menukik dengan memberi porsi lebih kepada realitas batin (inner space) lantaran hidup harian kita disibukkan oleh berbagai aktivitas, kompetisi, keringat jerih lelah yang meluaskan ruang luar kehidupan (outer space).
Hari raya keagamaan menjadi semacam pembebasan diri dari waktu profan yang bersifat historis dan eksistensial, dan orang dengan semangat khusyuk melangkah memasuki suatu waktu kudus dan daerah sakral. Maka, hari raya keagamaan adalah ajakan kepada semua orang untuk menimba inspirasi spiritual agar memberi napas baru bagi ruang batin.