Kesesatan dalam ”Kearifan Lokal”
Tidak semua tradisi lokal adalah arif. Karena itu, dalam hal ini penggunaan istilah lokalitas atau regional lebih tepat daripada kearifan lokal karena di dalamnya juga mengandung sesuatu yang di antaranya ”arif”.
Penggunaan frasa ”kearifan lokal” sering kali kita dapatkan dalam konteks perbincangan humaniora, terutama bahasan kebudayaan dan sastra. Tren itu setidaknya sudah berlangsung dalam beberapa tahun ini. Terutama pada sastra, frasa ”kearifan lokal” menjadi semacam dorongan agar para penulis fiksi sastra untuk mempertimbangkan latar lokal menjadi pijakan tema dan latar fiksi yang akan mereka tulis.
Kearifan lokal memiliki makna sesuatu yang bersifat bijak pada tradisi lokal atau setempat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ”arif” bermakna bijaksana, pandai, paham, dan mengerti. Sementara dalam glosarium[dot]org, ”kearifan lokal” adalah kematangan masyarakat di tingkat komunitas lokal yang tecermin dalam sikap, perilaku, dan cara pandang masyarakat yang kondusif di dalam mengembangkan potensi dan sumber lokal (material dan nonmaterial) yang dapat dijadikan sebagai kekuatan di dalam mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik atau positif.