logo Kompas.id
β€Ί
Arsip Kompasβ€ΊJawa di Mata Raffles
Iklan

Jawa di Mata Raffles

George Holt, Ketua Blue Funnel Line dan Holt Family, menyerahkan foto salinan dari dokumen Raffles-Lord Minto kepada Arsip Nasional dan Perpustakaan Pusat Data.

Oleh
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vTSzrrJV3iUkpAWSKP_qDCaADsg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FISTANA-BOGOR-01-11_1583881418.jpg
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Pengunjung mengabadikan Istana Bogor dari kompleks Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/4/2010). Di sinilah Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles tinggal pada tahun 1800. Kebun Raya Bogor seluas 87 hektar itu merupakan lokasi wisata sekaligus menjadi paru-paru kota dan tempat penelitian botani dengan koleksi pohon dan tumbuhan lebih dari 15.000 jenis.

Awalnya, Lord Minto menempatkan Thomas Stamford Raffles di Jawa untuk menghadang persekutuan Perancis-Belanda menguasai kawasan Timur Jauh. Namun, Raffles ternyata tidak hanya menjadi Letnan Gubernur Hindia Belanda. Lima tahun di Jawa (1811-1816), ia menghasilkan buku History of Java yang terbit tahun 1817 sekaligus pencatat kondisi alam dan pelbagai flora fauna di Nusantara.

Lord Minto adalah Gubernur Jenderal Inggris di India. Sebagai atasan, ia melihat kegigihan, kecerdasan, dan kemampuan Raffles berkomunikasi dengan penguasa lokal. Menurut Encyclopedia Britannica, itulah pertimbangan Minto memilih Raffles memerintah Hindia Belanda. Saat itu Raffles menjadi perwakilan Inggris di Penang, Semenanjung Malaka.

Editor:
Bagikan