Kembali ke Fitrah Perdamaian
Perang atau aksi kekerasan bukanlah fitrah manusia. Fitrah manusia adalah perdamaian dan kerukunan. Idul Fitri sejatinya dijadikan untuk mengukuhkan sekaligus mempermanenkan perdamaian.
Secara kebahasaan, βidul fitri merupakan bahasa Arab yang bisa bermakna hari raya Fitri atau lebih sering diterjamahkan dengan istilah hari raya Idul Fitri. βIdun dalam bahasa Arab bermakna hari raya atau perayaan, bisa juga bermakna kembali. Sementara fitri bermakna fitrah, bisa juga bermakna makan (tidak puasa). Dengan demikian, Idul Fitri mengandung dimensi kembali ke fitrah dan tidak hanya sekadar makan-makan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fitrah memiliki arti sifat asal, kesucian, bakat, dan pembawaan. Kembali ke fitrah berarti kembali pada sifat asal, kesucian, bakat, dan pembawaan manusia yang berlaku universal. Dalam hadis yang sangat terkenal, Baginda Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah (kullu mauludin yuladu βalal fithrati). Mungkin karena faktor ini, perayaan Idul Fitri yang berkembang di Indonesia sarat dengan budaya saling mengunjungi serta saling bermaaf-maafan yang dikenal dengan istilah halalbihalal.