Pembunuhan Smissaert
Pembunuhan Smissaert, Residen Bangka Belitung di masa Hindia Belanda, pada 14 November 1819 diselimuti banyak hoaks.
Sejarah dunia tidak luput dari hoaks, begitu pula sejarah Indonesia. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari ambisi pengarang memasukkan informasi atau data yang belum terverifikasi hingga kesengajaan menghilangkan, merancukan, memalsukan, atau mengamputasi fakta dengan motif tertentu. Salah satu kisah sejarah yang didera hoaks adalah pembunuhan Smissaert, Residen Bangka Belitung di masa Hindia Belanda, pada 14 November 1819.
Orang Bangka percaya Batin Tikal memenggal kepala Smissaert dan membawanya sendiri ke Benteng Kuto Besak di Palembang untuk diserahkan kepada Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai tanda persekutuan sesama pejuang antikolonial. Ada saksi-saksi langsung peristiwa itu. Ada naskah-naskah yang ditulis keturunan para saksi. Namun, semua itu gagal menangkal hoaks.