Petani dan Penguasa
Penderitaan tidak terasa, karena terbiasa menjalaninya. Penderitaan juga terasa sebagai bukan penderitaan lagi, karena tidak ada akses guna mengetahui bahwa keadaan itu merupakan salah satu akibat dari praktik kejahatan.
Kami urung mendaki sampai ke puncak Merapi pada malam itu. Saya, Jay, dan Daniella, mahasiswa dari Belanda, akhirnya singgah di pondok petani di lereng gunung untuk beristirahat. Pondok tersebut berlantai tanah. Dinding-dindingnya terbuat dari kayu. Beberapa langkah dari pintu masuk ada tungku menyala. Sepanci air tengah dijerang.
Tahun itu 1994. Beberapa bulan sebelum pendakian kami, para petani Kepuharjo, desa di lereng Merapi, menggelar aksi menolak pembangunan lapangan golf yang mengancam lahan pertanian mereka. Pemilik pondok juga ikut aksi. Puluhan mahasiswa dari berbagai kota Pulau Jawa bergabung dalam aksi itu di muka gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Yogyakarta. Namun, lapangan golf tetap dibangun.