Bebas Akses Catatan Basket
20 Tahun DBL, Jadikan Prestasi sebagai Efek Samping
Selama 20 tahun DBL ikut mewarnai prestasi basket di Indonesia. Kompetisi setingkat SMA ini pencapaiannya luar biasa.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F14%2F666c4ea3-c5b6-410d-a817-0ce76ea85a12_jpg.jpg)
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo dan pendiri sekaligus CEO DBL Indonesia Azrul Ananda berfoto bersama alumni DBL All-Star (jersei merah) dan beberapa pemain DBL All-Star 2023 (jersei putih) dalam peluncuran DBL musim 2023-2024 di Lapangan Plaza Kemenpora, Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Ketika kali pertama menyelenggarakan DBL pada 2004, tidak ada banyak kompetisi olahraga yang konsisten untuk anak muda Indonesia. Ada banyak kompetisi, tetapi kebanyakan dibuat berdasarkan kebutuhan marketing sponsornya. Butuh untuk jualan permen atau untuk berjualan mi instan. Pemainnya tidak naik kelas? Silakan main. Tidak naik kelas tiga tahun? Selamat, Anda jadi juara!
Apa yang terjadi ketika kebutuhan pemasaran itu berganti? Kompetisinya pun hilang. Tidak ada ikatan emosi. Tidak ada yang dikenang. Hilang begitu saja.
Indonesia ini penduduknya ratusan juta, tetapi mengapa sulit mencari bintang-bintang olahraga yang hebat? Karena panggungnya memang tidak banyak. Bahkan, yang lebih mengenaskan, panggungnya tidak konsisten.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F17%2F4c8f0df1-ddaa-4012-b902-d2dbb7883528_jpg.jpg)
Pemain tim basket putra SMA Jubille Jakarta, Timothy Marvel (kanan), menahan pergerakan pemain tim basket Bukit Sion Jakarta, Joel Mathew Taslim, dalam pertandingan final Developmental Basketball League (DBL) Seri DKI Jakarta 2023 di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (17/11/2023). Tim basket putra SMA Jubille Jakarta meraih juara setelah mengalahkan tim basket putra SMA Bukit Sion dengan skor akhir 53-52
Itu baru sekadar untuk menyelenggarakan. Belum lagi dasar filosofi penyelenggaraan yang lebih ”mendalam”.
Sejak awal, DBL dibuat dengan sangat berbeda. Berdasarkan pengalaman saya jadi anak pertukaran pelajar SMA di Amerika (di Kansas), kompetisi olahraga anak muda harus bisa menyeimbangkan antara student dan athlete. Bahkan, elemen student tetap yang di depan. Nilai jelek? Tidak boleh main.
Di DBL, kedua elemen itu coba kami seimbangkan. Konsisten. Sejak awal sampai sekarang. Selama 20 tahun.
Baca juga: DBL, Kompetisi Basket Pelajar Rasa Profesional
Bukan hanya nilai di sekolah, DBL juga menuntut perilaku saling menghargai (respect) di lapangan. Menghargai diri sendiri dan orang lain, khususnya lawan. Dengan aturan dresscode yang rapi, dengan beberapa aturan detail lain yang mungkin tidak disadari oleh siapa pun.
Peserta harus sadar dan paham, tidak semua orang bisa menginjakkan kaki jadi pemain di sebuah pertandingan. Mereka harus menyadari bahwa ini adalah sebuah privilege. Tidak semua bisa. Jadi, mereka harus benar-benar menghargai kesempatan itu, berusaha memberikan yang terbaik setiap dapat kesempatan bertanding. Disiplin, sportif. Menang atau kalah adalah urusan nanti.
Ini merupakan sikap dasar profesionalisme.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2018%2F11%2F27%2Fc7446854-50e6-4762-99d3-6c8a928ba68c_jpg.jpg)
Suasana pembukaan Honda DBL Camp 2018, Selasa (27/11/2018), di DBL Academy, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan seleksi dan pemusatan latihan dengan mengundang 250 pebasket siswa siswi SMA dan 53 pelatih.
Kita semua harus menyadari, tidak semua peserta kompetisi usia muda akan menjadi atlet profesional. Bahkan, mungkin 99 persen tidak akan jadi atlet profesional. Namun, 100 persen harus jadi profesional. Dalam bidang apa pun. Pengalaman mereka ikut DBL harus bisa jadi salah satu landasan menuju ke sana.
Tidak terasa, 20 tahun sudah berlalu. Dimulai dari Surabaya, Jawa Timur, DBL sekarang sudah diselenggarakan di 31 kota, 23 provinsi di Indonesia. Seandainya tidak teradang pandemi, mungkin sekarang DBL sudah berkembang merambah hampir semua provinsi di Indonesia.
Partisipasi adalah income. Prestasi adalah cost. Jika partisipasi terus dikembangkan, maka partisipasi akan membiayai prestasi.
Posisi kami jelas. Tugas kami jelas, yaitu untuk memberi panggung kepada sebanyak mungkin anak muda Indonesia. Memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada anak-anak hebat Indonesia untuk menunjukkan kemampuannya. Memberi jalan yang membantu membentuk mereka jadi orang-orang hebat di kemudian hari, di bidang apa pun.
Ketika ditanya apa resep bisa bertahan 20 tahun dan terus berkembang. Jawabannya mungkin ada pada dua faktor di atas, mengutamakan partisipasi dan memperkenalkan sikap profesional sejak masih sekolah.
”Partisipasi adalah income. Prestasi adalah cost. Jika partisipasi terus dikembangkan, maka partisipasi akan membiayai prestasi.”
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F14%2F671654c3-c6af-4178-a2dd-bd422e0cd1aa_jpg.jpg)
Pendiri sekaligus CEO DBL Indonesia Azrul Ananda (kiri) dan Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo dalam peluncuran DBL musim 2023-2024 di Lapangan Plaza Kemenpora, Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Kutipan itu tertulis jelas di dinding depan ruangan saya di kantor PT DBL Indonesia. Untuk menjadi pengingat bagi semua, termasuk saya sendiri, tentang bagaimana DBL dibentuk dan bagaimana DBL bisa berkembang ke depan. Dan bagaimana pola pikir itu telah membawa DBL hingga berusia 20 tahun dan semoga akan membuatnya terus berkembang entah sampai kapan.
Misi utama kami jelas: partisipasi, partisipasi, dan partisipasi. Sama sekali tidak pernah terbayang eksis untuk menghasilkan prestasi.
Sekali lagi, kami sama sekali tidak memikirkan prestasi. Bahwa ada banyak prestasi basket Indonesia dicapai oleh alumnus DBL, kami pasti sangat bangga.
Misalnya, tim nasional putri basket Indonesia kali pertama dalam sejarah meraih medali emas SEA Games 2023 di Kamboja. Delapan dari 12 pemain adalah alumnus program DBL. Tim basket putri Indonesia lantas sukses naik kasta ke Divisi A FIBA Women's Asia Cup 2023. Sembilan dari 12 pemainnya adalah alumnus program DBL.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F22%2Fcf32fccf-6ca8-440e-b55c-6209f5159ccd_jpg.jpg)
Pemain timnas basket Indonesia berselebrasi seusai meraih emas pertama kali dalam sejarah keikutsertaan SEA Games Vietnam 2021 di Thanh Tri Indoor Stadium, Hanoi, pada Minggu (22/5/2022). Andakara Prastawa dan rekan-rekan memastikan emas seusai menaklukkan juara bertahan sejak 1991, Filipina, 85-81.
Di kategori putra, sederetan alumnus DBL ikut membantu meraih medali emas di SEA Games 2021 di Vietnam. Bukan hanya pemainnya. Bahkan, manajer timnas waktu itu pun alumnus DBL!
Masih ada banyak lagi deretan prestasi lain. Di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional. Namun, berkali-kali harus kami tegaskan, prestasi bukanlah tujuan utama kami.
Kami akan terus fokus mengembangkan partisipasi. Partisipasilah yang menjaga eksistensi kompetisi ini. Dalam 20 tahun perjalanan kami, jutaan anak muda sudah merasakan atmosfer DBL, menjadi partisipannya.
Saking lamanya eksistensi DBL ini, peserta sekarang belumlah lahir saat DBL kali pertama diselenggarakan. Saking lamanya DBL, tidak lama lagi akan ada mantan pemain DBL yang anaknya juga bermain di DBL.
Kalau dalam 20 tahun terakhir ada begitu banyak prestasi diraih sebagai ”efek samping”, entah berapa banyak lagi prestasi bisa kita capai kalau kita terus konsisten mengembangkan partisipasi ini sejak dini!
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 13 dengan judul "20 Tahun DBL, Jadikan Prestasi sebagai Efek Samping".
Baca Epaper Kompas