Meredam Bara di Selat Taiwan
Ketika perang Ukraina-Rusia mengguncang Eropa, Asia juga waswas akibat tensi Taiwan-China. Ada bara yang, jika gagal dikelola, bisa mereplikasi krisis di Ukraina.
Ketegangan isu Taiwan-China meningkat lagi, awal pekan ini. Kali ini dipicu pernyataan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wan Wenbin, Senin (13/6/2022), yang menyatakan Selat Taiwan sepenuhnya milik China. Ia menuding pihak-pihak yang menyebut Selat Taiwan sebagai perairan internasional merupakan upaya mencari dalih memanipulasi isu-isu terkait Taiwan serta mengancam kedaulatan dan keamanan China.
Kontan pernyataan tersebut memantik reaksi balik Taiwan. Berselang sehari, Kementerian Luar Negeri Taiwan melalui jubirnya, Joanna Ou, menangkis klaim Beijing itu. Seperti diberitakan, ia menegaskan, Selat Taiwan, sesuai hukum internasional, sudah masuk zona ekonomi eksklusif karena berjarak 12 mil laut (22,2 kilometer) dari pesisir Taiwan. Di Washington, Jubir Kementerian Luar Negeri AS Ned Price melontarkan pernyataan senada dengan Taiwan.