Komunikasi Kebajikan dalam Spirit Ramadhan
Memasuki bulan suci Ramadhan kita diajak agar lebih banyak mendengarkan. Menahan diri di bulan Ramadhan berarti berinstrospeksi. Menanggalkan perkataan-perkataan yang sia-sia dan menjauhkan diri dari kebencian.
Sudah dua hari kita menjalani bulan suci Ramadhan. Keutamaan dan kemuliaannya membuat setiap Ramadhan selalu terasa istimewa. Di tengah pandemi dan upaya-upayanya, di tengah keriuhan/kegaduhan dan ketegangan, paradoks-paradoks, serta kelogisan nalar untuk tetap berjuang dalam mewujudkan cita-cita negara, sepertinya Ramadhan 1442 H adalah momen penting untuk menahan diri.
Tidak berkata-kata, kecuali yang baik-baik. Tidak pat gulipat dan manuver sana atau sini, yang memicu urat leher menjadi kencang dan panas. Pun kerumunan-kerumunan yang menimbulkan kluster penularan baru. Sebagai penghormatan terhadap kemuliaan bulan suci kali ini sudah sepatutnya kita menahan diri terhadap ucapan dan tindakan yang sia-sia dan tidak perlu.