logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊSolidaritas di Balik Gerakan...
Iklan

Solidaritas di Balik Gerakan Pembalut Kain

Penggunaan pembalut sesuai standar kesehatan reproduksi belum sepenuhnya dipahami kaum perempuan. Padahal, persoalan itu dapat berdampak pada berbagai ancaman kesehatan dalam tubuh perempuan.

Oleh
IRMA TAMBUNAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zQhO4207R98JlZ47nd7rVLjeC4I=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_14975620_147_0.jpeg
Kompas

Sampel produk pembalut dan pantyliners yang diuji coba oleh Yayasan Lembaga Komsumen Indonesia (YLKI), Selasa (7/7/2015), di Jakarta. Hasil uji coba laboratorium menunjukkan bahwa semua produk tersebut mengandung klorin dengan kadar yang bervariasi.

Pengakuan kaum perempuan di Pulau Raman, Kabupaten Batanghari, menampar-nampar kesadaran Zubaidah (40), pegiat advokasi kesetaraan jender di Jambi. Kebutuhan untuk mendapatkan akses kesehatan reproduksi sulit bagaikan menggapai awan.

”Beli pembalut Rp 20.000 itu kadang harus mikir karena harganya sama dengan sebungkus rokok suami,” kisah salah seorang ibu, sebagaimana dituturkan kembali oleh Zubaidah, Selasa (15/6/2021).

Editor:
aufrida wismi
Bagikan