logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊTenaga Kesehatan Berisiko...
Iklan

Tenaga Kesehatan Berisiko Terinfeksi Korona dan Stigma

Tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19 rentan tertular virus korona baru pemicu penyakit tersebut dan mengalami stigmatisasi. Situasi itu menghambat upaya memutus mata rantai penularan penyakit itu.

Oleh
Ahmad Arif
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hJOuU05EouPM51RzDM-INB5SBfI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F07254d99-e46d-4f70-94c7-ddfee22e7a85_jpeg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Sekitar 50 dokter residen peserta program pendidikan dokter spesialis Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, menggelar aksi untuk menuntut penurunan biaya operasional pendidikan, Jumat (24/7/2020). Uang kuliah yang mencapai Rp 24 juta per semester dinilai terlalu memberatkan ketika pemasukan mereka kurang semasa pandemi Covid-19.

JAKARTA, KOMPAS β€” Tenaga kesehatan mengalami risiko ganda tertular Covid-19 dan juga stigmatisasi oleh masyarakat sekitar. Selain berdampak secara psikis, stigmatisasi mempersulit upaya memutus penularan wabah.

”Saat ini ada 43 anggota staf di rumah sakit kami yang positif Covid-19, kebanyakan tanpa gejala. Kemungkinan masih bisa bertambah karena kami masih melakukan tracing. Mereka tidak bisa isolasi mandiri karena ada stigma di masyarakat,” tutur Endah Woro Utami, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, saat dihubungi, Jumat (24/7/2020).

Editor:
evyrachmawati
Bagikan